Senin, 31 Desember 2012

makalah boatani tumbuhan tingkat tinggi



MAKALAH

BOTANI TUMBUHAN TINGGI ( BTT )
Tentang
“MORFOLOGI BUAH”



 









Oleh

Nama: Akhiruddin


                                      Prody        : Pendidikan Biologi






Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan
(STKIP) Hamzanwadi Selong
Tahun Akademik
 2009/2010

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................             ii
BAB I. PENDAHULUAN.......................................................................................             1
  1. Latar Belakang...............................................................................................             1
  2. Pembatasan Masalah......................................................................................             2
  3. Perumusan Masalah.......................................................................................             2
  4. Tujuan............................................................................................................             2
  5. Manfaat..........................................................................................................            2
BAB II BUAH SEMU..............................................................................................             3
  1. Proses Tebentuknya Buah Semu....................................................................             3
  2. Buah Semu Tunggal.......................................................................................            3
  3. Buah Semu Ganda.........................................................................................             4
  4. Buah Semu Majemuk.....................................................................................             5
BAB III SIMPULAN dan SARAN.........................................................................             6
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................             7
                



BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang


Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari penyerbukan atau persarian. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan kedalam 2 jenis, yang pertama adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak lepas dari penamaan buah tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat dilihat dari struktur buah dan bagian – bagian buah yang ada pada buah. Misalnya dikatakan buah sejati atau buah sebenarnya adalah ketika bentuk buah tidak terhalangi oleh bagian - bagian buah yang ada, pengecualian tetap ada, seperti pada buah jambu mete terlihat tangkai bunga yang membesar seperti buah, padahal bagianyang membesar itu bukan buah tapi tangkai buah.
Dikatakan buah semu karena terlihat bagian – bagian yang menghalangi atau membungkus buah yang sebenarnya, seperti pada buah ciplukan bagian buahnya terhalang oleh kelopak bunga yang ikut tumbuh dalam proses pembuahan dan kemudian tumbuh dan membungkus bagian buah yang sebenarnya .
Selain itu, ada juga pengkhususan – pengkhususan pada buah, seperti buah semu dibagi lagi menjadi buah semu tunggal, buah semu ganda, dan buah semu majemuk. pada buah semu kadangkala bentuknya dapat menipu dan membuat keliru khususnya bagi orang – orang awam yang tidak mengenal bagian mana yang disebut buah pada buah semu, kadang kita juga suka tertipu oleh bentuk buah semu yang sebenarnya dan bagian lain yang ikut tumbuh yang lebih memikat perhatian dibandingkan dengan bagian buah yang sebenarnya.

B.     Pembatasan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, topic yang diambil untuk makalah ini adalah ikhtisar buah semu. Berbicara mengenai pembatasan masalah, maka pembahasan yang akan dikaji dalam topic ini adalah mengenai buah semu tunggal, semu ganda dan semu majemuk. Adapun lain dari pada itu, tidak akan dibahas dalam makalah ini.

C.    Perumusan masalah
Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah diatas, dibawah ini akan dikemukakan masalah – masalah yang melandasi penulisan makalah ini, yaitu:
Bagaimana buah semu tunggal terbentuk?
Bagaimana buah semu ganda terbentuk?
Bagaimana buah semu majemuk terbentuk?

D.    Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang ada, tujuan dibuat makalah ini meliputi hal – hal berikut:
Ingin mengetahui bagaimana terbentuknya buah semu tunggal.
Ingin mengetahui bagaimana terbentuknya buah semu ganda.
Ingin mengetahui bagaimana terbentuknya buah semu majemuk.

E.     Manfaat
Hasil pembahasan tentang Buah semu ini diharapkan dapat dimanfaatkan dan diterapkan oleh pihak – pihak berikut ini untuk kegunaan dibawah ini.
Pembaca dapat mengetahui tentang kajian buah semu dan dapat membedakan antara buah semu yang satu dengan yang lainnya.
Bagi para mahasiswa STKIP yang nantinya akan menjadi seorang guru diharapkan dapat memberikan penjelasan tentang buah semu ini dalam kegiatan pembelajaran pada siswa – siswanya.
Bagi para guru juga harus lebih mengetahui dan memahami serta dapat menjelaskan tentang ikhtisar buah semu yang bersifat agak sulit untuk dicerna oleh siswa.

BAB II
BUAH SEMU

Buah semu atau sering juga disebut buah tertutup yaitu jioka buah itu terbentuk dari bakal buah beserta bagian – bagian lain pada bunga itu, yang malahan menjadi bagian utama buah ini (lebih besar, menrik perhatian, dan seringkali merupakan bagian buah yang bermanfaat atau dapat dimakan), sedangkan buah yang sebenarnya kadang – kadang tersembunyi.

A.    Proses Terbentuk Buah Semu
Jika penyerbukan pada bunga telah terjadi dan kemudian diikuti pula dengan pembuahan maka bakal buah akan tumbuh menjadi buah dan bakal biji yang terdapat di dalam bakal buah akan tumbuh menjadi biji.
Pada pembentukan buah adakalanya bagian bunga selain bakal buah ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan, bagian – bagian bunga selain bakal buah segera layu dan gugur. Tapi pada buah semu bagian bunga tersebut ikut tumbuh dan membesar sehingga bagian yang membesar tersebut disebut buah padahal sebenarnya bukan buah. Buah yang seperti itu disebut buah semu.

B.     Buah semu tunggal
Buah semu tunggal yaitu, Buah semu yang terjadi dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah, misalnya:
Tangkai bunga, pada buah jambu mete ( anacardium oc. Cidentale L.), pada prosesnya buah ini berkembang akan tetapi tangkai bunga pada buah mete ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang yang sebenarnya adalah terletak diujung bagian yang membesar itu (metenya). Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.


gambar 1.1 buah mete
Kelopak bunga, pada buah ciplukan (physalis minima L.). pada prosesnya buah ini berkembang akan tetapi kelopak bunga pada buah ciplukan termodifikasi sedemikian rupa sehingga bagian kelopak itu melebar dan membungkus bagian buah ciplukan sehingga buah yang sebenarnya tertutupi oleh kelopak yang melebar tadi. Untuk lebih jelasnya lihat gambar dibawah ini.

gambar 1.2 buah ciplukan

C.    Buah semu ganda
Buah semu ganda yaitu, jika pada suatu bunga terdapat lebih dari pada satu bakal buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing – masing dapat tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga tadi yang ikut tumbuh dan merupakan bagian buah yang menarik perhatian (dan seringkali berguna). Misalnya buah arbe (Fragraria vesca L.). pada prosesnya bakal buah yang banyak dan bebas satu sama lain tadi akan tumbuh dan berkembang, akan tetapi bagian bunga ( dasar bunga) pada buah arbe ikut tumbuh dan membesar serta berdaging tebal dan bagian tebal itu berisi cadangan makanan. Sedangkan buah yang yang sebenarnya adalah yang tampak seperti titik – titik hitam kecil. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:
gambar 1.3 buah arbe

D.    Buah semu majemuk
Buah semu majemuk yaitu, buah semu yang terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja misalnya buah nangka (Artocharpus Integra Merr.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun tenda bunga pada ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan kulit buah semu ini. Untuk lebih memperjelas dapat dilihat gambar buah nangka berikut ini :

gambar 1.4 buah nangka
Itulah pembahasan mengenai buah semu yang terbagi lagi menjadi tiga jenis buah semu yaitu buah semu tunggal, ganda, dan majemuk. maka dari itu kita dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan buah semu dan apa saja jenis serta proses terbentuknya buah semu secara umum.
Semoga dari hasil pembahasan dari materi buah semu ini dapat kita jadikan pedoman dan referensi dalam menjelaskan materi Biologi yang berkenaan dengan buah semu. Sebenarnya kajian tentang buah semu ini tidak hanya terpaku pada buah ciplukan, jambu mete, buah arbe, dan nangka saja, melainkan masih banyak contoh dari buah semu ini, seperti jagung (zea mays), buah terong, manggis, bunga lo (ficus glomerata roxb.),itu juga merupakan buah semu. Adapun buah arbe, nangka, dan ciplukan adalah contoh yang lebih diperdalam pembahasannya pada makalah ini.
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Simpulan
Berdasarkan tujuan penulisan makalah ini maka dapat ditarik tiga kesimpulan, antara lain:
Proses terbentuknya buah semu tunggal terjadi penyerbukan dari satu bunga dengan satu bakal buah. Pada buah ini, selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah.
Proses terbentuknya buah semu ganda terjadi penyerbukan dari satu bunga dengan beberapa bakal buah yang bebas satu sama lain. Pada buah ini, selain bakal buah yang bebas ada bagian lain bunga yang ikut membentuk buah.
Buah semu majemuk terjadi dari bunga majemuk, tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging, beserta daun tenda bunga pada ujungnya berlekatan satu sama lain, sehingga merupakan kulit buah semu ini.

B.     Saran
Berdasarkan manfaat penulisan makalah ini yang diharapkan penulis untuk saran antara lain:
1.      Bagi pembaca sebaiknya tahu dan paham akan ikhtisar buah semu agar tidak memiliki konsepsi yang keliru.
2.      Bagi mahasiswa harus juga memahami seluk beluk terjadinya buah semu agar nantinya tidak memberikan pemahaman yang tidak sesuai.
3.      Bagi para guru sebaiknya lebih memahami lagi tentang perbedaan antara buah semu yang satu dengan yang lain, agar dikala siswa kebingungan guru dapat memberikan penjelasan yang lebih jelas dan memuaskan bagi siswa.



DAFTAR PUSTAKA

Pudjoarinto, Agus. 1995. Botani. Cetakan Juli. Jakarta: Universitas Terbuka.
Tjitrosoepomo, Gembong. 1986. Taksonomi Tumbuhan. Jogjakarta: Gajah Mada University.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2001. Morfologi Tumbuhan. Cetakan ketiga belas. Yogyakarta: Gadjah Mada University PRESS.
Yudianto, Suroso Adi. 1992. Mengerti Morfologi Tumbuhan. Edisi
pertama. Bandung: PT Tarsito.













laporan hasil praktikum


LAPORAM HASIL PRAKTIKUM
ZOOLOGI INVERTEBRATA
”INSEKTA”



 










Oleh :
OLEH 
Akhiruddin





PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
(STKIP) HAMZANWADI SELONG
2010

KATA PENGANATAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahuwata'ala, berkat izin dan karunia-Nyalah sehingga kami memiliki kesempatan praktek dan menyelesaikan laporan praktikum ini yang berjudul Laporan Praktikum Zoologi Invertebrata tentang Insekta sesuai dengan waktu yang telah diberikan.
Dalam penyusunan laporan praktikum ini kami banyak mendapat pengalaman terutama mengenai cara mengambil sampel penelitian awal dan cara-cara penyusunan laporan ilmiah. Tentu semuanya tidak lepas dari bantuan dan bimbingan Ibu Dosen, Asisten dan Ko Asisten serta semua yang terlibat didalamnya. Karena itu kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang terhormat :
  1. Neni yulianti, M.Si. selaku Dosen dan Pembimbing Mata Kuliah Zoologi Invertebrat
  2. Asisten dan Ko Asisten yang juga telah meluangkan waktunya dalam membimbing selama praktikum dan penyusunan laporan
  3. Rekan-rekan kelompok I yang secara kompak dan tertib dalam praktikum dan penyusunan laporan
  4. Singkatnya semua pihak yang telibat baik secara materiil maupun moril

Semoga Allah Subhanahuwata'ala memberikan imbalan atas segala kebaikan mereka. Kami menyadari bahwa dalam pnyusunan laporan praktikum ini banyak hal-hal yang perlu disempurnakan dan diperbaiki, oleh karenanya kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan untuk kesempurnaan laporan paktikum ini, agar dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukannya.
Pancor, 29 Januari 2

  

A. PENDAHULUAN

a. Latar Belakang
Artropoda adalah hewan dengan kaki beruas ruas dengan system saraf tangga tali dan organ tubuh tela berkembanga pesat. Artropoda disebut juga Hexapoda (dari bahasa Yunani, berarti Salah satu kelas dari filum artropoda yang utama adalah insecta. Dimana Insecta disebut pula Serangga. Serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. Kajian mengenai peri kehidupan serangga disebut entomologi. Lebih dari 800.000 spesies insekta sudah ditemukan. Terdapat 5.000 spesies bangsa capung (Odonata), 20.000 spesies bangsa belalang (Orthoptera), 170.000 spesies bangsa kupu-kupu dan ngengat (Lepidoptera), 120.000 bangsa lalat dan kerabatnya (Diptera), 82.000 spesies bangsa kepik (Hemiptera), 360.000 spesies bangsa kumbang (Coleoptera), dan 110.000 spesies bangsa semut dan lebah (Hymenoptera)
Banyak anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki cirri khusus,yaitu kakinya berjumlah enam buah,sehingga disebut juga hexapoda ( hexa = enam, podos = kaki ). Tubuh terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, dada, dan perut. Insekta merupakan satu-satunya invertebrata yang dapat terbang, dengan ukuran tubuh yang beragam. Dengan habitat yang sangat luas insekta mempunyai peranan yang penting dalam kehidupan manusia. Peranan yang menguntungkan antara lain: penyerbukan tanaman oleh lebah atau insekta lain, tetapi ada juga yang merugikan misalnya: wereng coklat menyerang hektaran tanaman padi.
Ciri-ciri insecta yaituTubuh dapat dibedakan dengan jelas antara kepala, dada dan perut. Di Kepala terdapat :a. satu pasang mata facet (majemuk), mata tunggal (ocellus), dan satu pasang antena sebagai alat peraba, b.alat mulut yang sdisesuaikan untuk mengunyah, menghisap, menjilat dan menggigit.Bagian mulut ini terdiri atas rahang belakang (mandibula), rahang depan (maksila), dan bibir atas (labrum) serta bibir bawah (labium). Dada ( thorax ) terdiri atas tiga ruas.Pada segmen terdapat sepasang kaki.Kaki berubah bentuk disesuaikan dengan fungsinya,yakni :Kaki untuk menggali ( anjing tanah ), Kaki untuk meloncat ( belalang ), Kaki untuk berenang (kumbang air ), Kaki untuk pengumpil serbuk sariKaki untuk berjalan ( kumbang tanah ), Kaki untuk memegang ( belalang sembah ). Pada setiap mesotoraks (mesothorax) dan metatoraks (metathorax) terdapat dua pasang sayap, tetapi ada pula yang tidak memiliki sayap. Perut (abdomen) memiliki sebelas (11) ruas atau beberapa ruas saja. Pada belalang betina, bagian belakang perut terdapat ovipositor yang berfungsi untuk meletakkan telurnya. Pada segmen pertama terdapat alat pendengaran atau membran tympanum. Alat pencernaan terdiri atas: mulut, kerongkongan, tembolok, lambung, usus, rektum dan anus. Sistem saraf tangga tali. Sistem pernafasan dengan sistem trakhea. Sistem peredaran darah terbuka. Alat kelamin terpisah (jantan dan betina), pembuahan internal. Tempat hidup di air tawar dan darat. Umumnya serangga mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dari telur sampai dewasa.
Telah kita ketahui serangga ditemukan di hampir semua lingkungan kecuali di lautan. Dan banyak sekali jumlahnya , maka kajian tentang serangga sangat menarik untuk dikaji. Maka untuk menambah wawasan tentang mata kuliah zoologi invertebrata, khususnya pembahasan tentang filum artropoda, dan sampelnya adalah kelas insecta, dilakukan praktikum lapangan  tentang serangga siang dan serangga malam.

b. Tujuan
Tujuan praktikum lapangan ini adalah :
1. Mengenal beberapa anggota Artropoda [Ex : serangga]
2. Mampu mengidentifikasi jenis–jenis serangga yang ada di lahan pertanian                bapak Samsul lutfi
3. Menentukan keanekaragaman serangga tersebut.

c. Manfaat
1. Dapat mengetahui atau mengenal beberapa filum athropoda.
2. Dapat mengetahui banyaknya jenis-jenis serangga.
3. Dapat engetahui jenis-jenis serangga malam dan jenis-jenis serangga siang
3. Dapat mengidentifikasijenis serangga .

B. METODE

a.     Pelaksanaan
Tempat : Lahan pertanian bapak samsul lutfi
Waktu  : Pengambilan sampel dilakukan pada sore dan pagi hari ( 25 –                26 januari 2010
b.     Alat dan Bahan
-              Pitfaal
-              Air deterjen
-              Penyaring
-              Pinset
-              Cawan Petri
-              Botol sampel
-              Kertas Label
c.      Prosedur Kerja
1.      Pitfaal diisi dengan air detergen, dengan batas air deterjen sampai ¾ gelas
2.      Lubang dibuat pada tanah sesuai dengan ukuran pitfaal
3.      Pitfaal ditanam dengan ujung atasnya sejajar gengan tanah
4.      Dilakukan 2 kali pemasangan Pitfaal pada pukul 18.00 pm dan 06.00 am.
5.      Sampel serangga disaring setelah 12 jam
6.      Sampel serangga diidentifikasi, dihitung jumlah serta tingkat keanekaragamannya.
7.      Laporan hasil pengamatan dibuat perkelompok.

d.     Hasil Pengamatan
TABEL 1 : SERANGGA SIANG
NO
SUKU
PERANGKAP KE
1
2
3
4
5
6
7
1
Semut
0
0
0
0
0
2
0
0
0
0
2
13
0
0
0
0
0
1
0
0
0
0
0
0
1
0
3
0
0
0
1
10
0
1
0
2
Nying-nying
3
Lalat
4
Belalang
5
lebah



TABEL 2 : SERANGGA MALAM
NO
SUKU
PERANGKAP KE
1
2
3
4
5
6
7
1
Semut
0
0
0
0
2
0
0
0
0
0
15
0
1
0
4
0
1
1
5
0
0
0
0
1
1
0
18
2
2
Kecoa
3
Nying-nying
4
Nyamuk



e.      Analisis data

ANALISIS DATA SERANGGA SIANG
No
SUKU

Ni
Pi
LnPi
PiLnPi
1
2
3
4
5
6
7
1
Semut
0
2
2
0
0
0
1
5
0,1470588235
−1,916922612
−0,2819003841
2
Nying-nying
0
0
13
0
0
3
10
26
0,7647058824
−0,2682639865
−0,2051430485
3
Lalat
0
0
0
1
0
0
0
1
0,02941176471
−3,526360524
−0,103716486
4
Belalang
0
0
0
0
0
0
1
1
0,02941176471
−3,526360524
−0,103716486
5
Lebah
0
0
0
0
1
0
0
1
0,02941176471
−3,526360524
−0,103716486

0
2
15
1
1
3
12
34
1
−12,76426817
−0,7981928906


Analisis data :                         H’  = −∑(PiLnPi)

= −[ (S-1) + 1] (PiLnPi)
=  −(4+1) (PiLnPi)
= −5 (PiLnPi)
= −5 ( - 0,7981928906)
= 3,990964453 ≈ 3,99,
 menunjukkan keanekaragaman yang tinggi (H’ > 3,5)


ANALISIS DATA SERANGGA MALAM
No
SUKU
PERANGKAP
Ni
Pi
LnPi
PiLnPi
1
2
3
4
5
6
7
1
Semut
0
2
0
1
1
0
1
5
0,09803921564
−2,32238772
−0,2276850706
2
Kecoa
0
0
0
0
1
0
0
1
0,01960784314
−3,931825633
−0,07709462027
3
Nying-nying
0
0
15
4
5
0
18
42
0,8235294118
−0,1941560144
−0,1598931883
4
Nyamuk
0
0
0
0
0
1
2
3
0,0588232941
−2,833213344
−0,1666546085

0
2
15
5
7
1
21
51
1
−9,281582711
−0,6313324812

Analisis data   H’ : −∑ PiLnPi = −[(S-1) +1] [PiLnPi]

 = −[(4-1) +1] [PiLnPi]
 = − [4] [PiLnPi]
 = − 4(-0,6313324812)
 = 2, 525329925 ≈ (2,52)
H’ berkisar antara 1,5 - 3,5. jadi keanekaragamannya sedang.

C. PEMBAHASAN

Pada praktikum tentang serangga siang dan malam yang dilakukan pada tanggal 25 − 26 januari  2010 disekitar sawah warga pancor, kami mendapatkan hasil bahwa terdapat serangga dari berbagai spesies. Dan pada praktikum dapat diketahui bagaimana tingkat keanekaragaman serangga di sekitar sawah warga pancor yang menjadi lokasi praktikum kami. Pada hasi pengamatan untuk serangga siang, didapatkan 5 spesies serangga dari beberapa jenis kelas insekta yang telah ada. Untuk serangga malam didapatkan 4 spesies serangga dari beberapa jenis kelas insecta
Untuk serangga siang, spesies yang pertama adalah semut , dimana pada plot pertama, keempat,keenam tidak didapatkan adanya semut, pada plot kedua jumlah semutnya yaitu 2 ekor, pplot ketiga jumlahnaya yaitu 2 ekor. Speies kedua yaitu nying-nying dimana pada plot 1, 2, 4, 5 tidak ditemukan tetapi pada plot 3 ditemukan sebanyak 13 ekor, pada plot 6 berjumlah 3 ekor dan plot 7 sebanyak 10 ekor. Spesies yang ketiga yaitu lalat, dimana pada plot 4 saja ditemukan yaitu sebanyak 1 ekor dan pada plot yang lainnya tidak ditemukan. Spesies keempat yaitu belalang yang hanya terdapat pada plot 7 sebanyak 1 ekor. Sedangkan pada plot yang lain tidak di temukan.
Pada analisis data untuk serangga siang didapatkan indeks keanekaragaman tinggi karena pada perhitungannya nilai indeks keanekaragaman serangga siang yaitu 3,99. dan kiata ketahui apabila indeks keanekaragaman lebih besar dari 3,5 menunjukkan keanekaragaman tinggi.
Pada pengamatan serangga malam didapatkan 4 spesies serangga yaitu semut, kkecoa, nying-nying dan nyamuk. Jumlah semut dari semua plot yaitu 5 ekor, jumlah kecoa dari semua plot 1 ekor, jumlah dari semua plot yaitu 42 dan nyamuk 3 ekor. Indeks keanekaragaman untuk serangga malam menunjukkan indeks keaneanekaragaman sedang, dimana nilai indeks keanekaragamannya yaitu 2,52 berkisar antara 1,5 sampai 3,5.
Perbedaan jenis hewan yang ditemukan pada setiap plot menunjukkan bahwa insekta mempunyai banyak jenis. Perbedaan jenis hewan yang ditemukan pada waktu siang dan malam menunjukkan adanya pengaruh lingkungan terhadap aktifitas setiap spesies. Pada indeks keanekaragaman terdapat perbedaan juga dimana pada malam hari lahan pertanian menunjukkan indeks keanekaragaman sedang dan pada siang hari menunjukkan keanekaragaman tinggi, ini diakibatakan oleh banyak faktor seperti tingkat adaptasi suatu spesies terhadap lingkungan dan struktur tubuh yang dimiliki, pada waktu penelitian tidak efesien yaitu terjadinya hujan.
Adapun pembahasan ciri-ciri dan klasifikasi serangga siang dan serangga malam yang telah didapatkan,yaitu :
a.semut


                          KLASIFIKASI ILMIAH
Kerajaan:
Animalia
Filum:
Artropoda
Kelas:
Insekta
Ordo:
Hymenoptera
Upaordo:
Apokrita
Superfamili:
Vespoidea
Famili:
Formicidae
Latreille, 1809

Semut adalah serangga eusosial yang berasal dari keluarga Formisidae, dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000 kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri dari ribuan semut per koloni. Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut pejantan, dan ratu semut. Satu koloni dapat menguasai dan memakai sebuah daerah luas untuk mendukung kegiatan mereka. Koloni semut kadangkala disebut superorganisme dikarenakan koloni-koloni mereka yang membentuk sebuah kesatuan.
Semut telah menguasai hampir seluruh bagian tanah di Bumi. Hanya di beberapa tempat seperti di Islandia,Greenland dan Hawaii, mereka tidak menguasai daerah tesebut. Di saat jumlah mereka bertambah, mereka dapat membnetuk sekitar 15 - 20% jumlah biomassa hewan-hewan besar.
Rayap, terkadang disebut semut putih, tidak memiliki hubungan yang erat dengan semut, walaupun mereka memiliki struktur sosial yang sama. Semut beludru, walaupun menyerupai semut besar, tapi mereka merupakan tawon betina yang tidak bersayap Tubuh semut terdiri atas tiga bagian, yaitu kepala, mesosoma (dada), dan metasoma (perut). Morfologi semut cukup jelas dibandingkan dengan serangga lain yang juga memiliki antena, kelenjar metapleural, dan bagian perut kedua yang berhubungan ke tangkai semut membentuk pinggang sempit (pedunkel) di antara mesosoma (bagian rongga dada dan daerah perut) dan metasoma (perut yang kurang abdominal segmen dalam petiole). Petiole yang dapat dibentuk oleh satu atau dua node (hanya yang kedua, atau yang kedua dan ketiga abdominal segmen ini bisa terwujud).
Tubuh semut, seperti serangga lainnya, memiliki eksoskeleton atau kerangka luar yang memberikan perlindungan dan juga sebagai tempat menempelnya otot, berbeda dengan kerangka manusia dan hewan bertulang belakang. Serangga tidak memiliki paru-paru, tetapi mereka memiliki lubang-lubang pernapasan di bagian dada bernama spirakel untuk sirkulasi udara dalam sistem respirasi mereka. Serangga juga tidak memiliki sistem peredaran darah tertutup. Sebagai gantinya, mereka memiliki saluran berbentuk panjang dan tipis di sepanjang bagian atas tubuhnya yang disebut "aorta punggung" yang fungsinya mirip dengan jantung. sistem saraf semut terdiri dari sebuah semacam otot saraf ventral yang berada di sepanjang tubuhnya, dengan beberapa buah ganglion dan cabang yang berhubungan dengan setiap bagian dalam tubuhnya.
Pada kepala semut terdapat banyak organ sensor. Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan dengan sangat baik. Mereka juga punya tiga oselus di bagian puncak kepalanya untuk mendeteksi perubahan cahaya dan polarisasi. Kebanyakan semut umumnya memiliki penglihatan yang buruk, bahkan beberapa jenis dari mereka buta. Namun, beberapa spesies semut, semisal semut bulldog Australia, memiliki penglihatan yang baik. Pada kepalanya juga terdapat sepasang antena yang membantu semut mendeteksi rangsangan kimiawi. Antena semut juga digunakan untuk berkomunikasi satu sama lain dan mendeteksi feromon yang dikeluarkan oleh semut lain. Selain itu, antena semut juga berguna sebagai alat peraba untuk mendeteksi segala sesuatu yang berada di depannya. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang atau mandibula yang digunakan untuk membawa makanan, memanipulasi objek, membangun sarang, dan untuk pertahanan. Pada beberapa spesies, di bagian dalam mulutnya terdapat semacam kantung kecil untuk menyimpan makanan untuk sementara waktu sebelum dipindahkan ke semut lain atau larvanya.
Di bagian dada semut terdapat tiga pasang kaki dan di ujung setiap kakinya terdapat semacam cakar kecil yang membantunya memanjat dan berpijak pada permukaan. Sebagian besar semut jantan dan betina calon ratu memiliki sayap. Namun, setelah kawin betina akan menanggalkan sayapnya dan menjadi ratu semut yang tidak bersayap. Semut pekerja dan prajurit tidak memiliki sayap.

Di bagian metasoma (perut) semut terdapat banyak organ dalam yang penting, termasuk organ reproduksi. Beberapa spesies semut juga memiliki sengat yang terhubung dengan semacam kelenjar beracun untuk melumpuhkan mangsa dan melindungi sarangnya. Spesies semut seperti Formica yessensis memiliki kelenjar penghasil asam semut yang bisa disemprotkan ke arah musuh untuk pertahanan.
b.Kecoa
Kecoa atau coro adalah insekta dari ordo Blattodea yang kurang lebih terdiri dari 3.500 spesies dalam 6 familia. Kecoa terdapat hampir di seluruh belahan bumi, kecuali di wilayah kutub. Di antara spesies yang paling terkenal adalah kecoa Amerika, Periplaneta americana, yang memiliki panjang 3 cm, kecoa Jerman, Blattella germanica, dengan panjang ±1½ cm, dan kecoa Asia, Blattella asahinai, dengan panjang juga sekitar 1½ cm. Kecoa sering dianggap sebagai hama dalam bangunan, walaupun hanya sedikit dari ribuan spesies kecoa yang termasuk dalam kategori ini.




                                             
                                          



                                               KLASIFIKASI KECOA

Kerajaan:
Filum:

Kelas:

Upakelas:

Infrakelas:

Superordo:

Ordo:
Blattodea

Family




c.Lebah









Lebah merupakan sekelompok besar serangga yang dikenal karena suka hidup berkelompokm meskipun sebenarnya tidak semua lebah bersifat demikian. Semua lebah masuk dalam suku/familia Apidae (ordo Hymenoptera: serangga bersayap selaput). Di dunia terdapat kira-kira 20.000 spesies lebah dan dapat ditemukan di setiap benua, kecuali Antartika.
Sebagai serangga, ia mempunyai tiga pasang kaki dan dua pasang sayap. Lebah membuat sarangnya di atas bukit, di pohon kayu dan pada atap rumah. Sarangnya dibangun dari malam yang terdapat dalam badannya. Lebah memakan nektar bunga dan serbuk sari


KLASIFIKASI LEBAH

Kerajaan: Animalia
Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Hymenoptera
Famili: Apidae
Bangsa: Apini
Genus: Apis

d. lalat
Lalat adalah jenis serangga yang berasal dari subordo Cyclorrapha ordo Diptera. Secara morfologi lalat dibedakan dari nyamuk (subordo Nematocera) berdasarkan ukuran antenanya; lalat berantena pendek, sedangkan nyamuk berantena panjang[1]. Lalat umumnya mempunyai sepasang sayap asli serta sepasang sayap kecil yang digunakan untuk menjaga stabilitas saat terbang. Lalat sering hidup di antara manusia dan sebagian jenis dapat menyebabkan penyakit yang serius. Lalat disebut penyebar penyakit yang sangat serius karena setiap lalat hinggap di suatu tempat, kurang lebih 125.000 kuman yang jatuh ke tempat tersebut.
Lalat sangat mengandalkan penglihatan untuk bertahan hidup. Mata majemuk lalat terdiri atas ribuan lensa dan sangat peka terhadap gerakan. Beberapa jenis lalat memiliki penglihatan tiga dimensi yang akurat. Beberapa jenis lalat lain, misalnya Ormia ochracea, memiliki organ pendengaran .




gambar lalat
Klasifikasi lalat :
Kerajaan:Animalia
                Filum: Arthropoda
Kelas: Insecta
Ordo: Diptera
Famili: Glossinidae
Genus: Glossina
Species: morsitans

               e.belalang
Belalang adalah serangga herbivora dari subordo Caelifera dalam ordo Orthoptera. Serangga ini memiliki antena yang hampir selalu lebih pendek dari tubuhnya dan juga memiliki ovipositor pendek. Suara yang ditimbulkan beberapa spesies belalang biasanya dihasilkan dengan menggosokkan femur belakangnya terhadap sayap depan atau abdomen (disebut stridulasi), atau karena kepakan sayapnya sewaktu terbang. Femur belakangnya umumnya panjang dan kuat yang cocok untuk melompat. Serangga ini umumnya bersayap, walaupun sayapnya kadang tidak dapat dipergunakan untuk terbang. Belalang betina umumnya berukuran lebih besar dari belalang jantan

                
           Klasifikasi belalang
Kerajaan:Animalia
Filum:Arthropoda
Kelas:Insecta
Upaordo: Caelifera
Family: Tridactyloidea

                F. Nying-nying (Xenos wheeleri)
Hewan ini mempunyai bahasa indonesia Nying-nying, dan bahasa daerah lombok Sereset. Hewam ini biasanya keluar pada waktu menjelang malam..Hewan ini adalah salah satu jenis serangga yang ditemukan pada praktikum kami.

D. KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan setelah dianalis dan dibahas secara seksama dapat diambil kesimpulan :
  1. Tingkat keanekaragan serangga siang di lahan pertania n bapak Syamsul lutfi adalah tinggi
  2. Tingkat keanekaragan serangga malam di lahan pertania n bapak Syamsul lutfi adalah rendah
  3. Pada hewan-hewan anggota filum artrphoda sudah lebih beradaptasi dengan lingkungan darat, air, bahkan pada kelompok insekta umunya dapat terbang, seperti lalat, lebah, Nying-nying dan lain-lain
  4. Anggota insekta yang dapat ditemukan disekitar kita misalnya lalat, kupu- kupu, kecoak, jangkrik, semut, nyamuk dan belalang
  5. Anggota insekta sangat beragam, tetapi memiliki cirri khusus,yaitu kakinya berjumlah enam buah,sehingga disebut juga hexapoda.

b.Saran
Pada waktu melakukan pengamatan mengenai serangga malam dan serangga siang sebaiknya waktunya lebih panjang, misalnya praktiknya dilakukan selama satu minggu dan tempat penelitian juga harus pilih tempat yang bisa menjadi suatu tempat sampel yang tepat . Penelitian lapangan tentang serangga malam dan siang sebaiknya dilakukan pada musim panas, sehingga turunnya hujan tidak menjadi kendala dalam melakukan praktik lapangan ini. Pembuatan titik sampel lebih diperbanyak lagi untuk memperleh data yang Valid.

DAFTAR PUSTAKA

Kastawi Y,dkk.2005.zoologi avertebrata.UM Press : Malang
Anonim.2010.ciri-ciri insecta. http://id.wikipedia.org/wiki/Lalat : Diakses : 30 Januari 2010 : 17 pm
Anonim.2010.Semut. http://id.wikipedia.org/wiki/semut : Diakses : 29 Januari 2010 : 20 pm
Anonim.2010.Kecoa. http://id.wikipedia.org/wiki/kecoa : Diakses : 30 Januari 2010 : 20 pm
Anonim.2010.Belalang. http://id.wikipedia.org/wiki/belalang : Diakses : 30 Januari 2010 : 20 pm
Anonim.2010.Lebah. http://id.wikipedia.org/wiki/lebah : Diakses : 29 Januari 2010 : 20 pm