Tempe Kacang Tunggak
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Kacang adalah istilah non-botani yang biasa dipakai untuk menyebut biji pada
sejumlah tumbuhan polong-polongan . Kacang biasanya mengandung
protein dan/atau lemak yang cukup tinggi, sehingga banyak yang dihargai sebagai
bahan pangan yang penting.
Kacang-kacangan telah lama dikenal sebagai sumber protein
yang saling melengkapi dengan biji-bijian, seperti beras dan gandum. Kodisi ini
juga ternyata potensial sebagai sumber zat gizi lain selain protein, yaitu
mineral, vitamin B, karbohidrat kompleks dan serat makanan. Disamping diolah
secara tradisional dengan direbus, dikukus, dan disayur. Kacang-kacangan
sebenarnya potensi penggunaannya sangat luas untuk menghasilkan produk baru.
Misalnya sebagai bahan baku tepung campuran yang dapat digunakan dalam
pembuatan berbagai produk pangan, termasuk makanan bayi. Kacang-kacangan dapat
menyumbang banyak protein dan zat gizi lain bagi masyarakat di negara maju dan
negara berkembang. Karena kandungan seratnya tinggi, maka kacang-kacangan juga
dapat dijadikan sumber serat.
Kacang
Tunggak (Vigna unguiculata, L) termasuk dalam keluarga Leguminosa.
Bijinya mempunyai kandungan protein cukup besar yaitu sekitar 25%. Tanaman ini
diperkirakan berasal dari Afrika Barat. Di samping toleran terhadap kekeringan
kacang tunggak juga mampu mengikat nitrogen dari udara. Daun dan polongnya yang
masih muda cukup nikmat bila dikonsumsi sebagai sayuran.
B.
Permasalahan
·
Mengapa
biji kacang tunggak bisa di olah menjadi produk fermentasi?
·
Apakah
kacang tunggak bisa di olah menjadi produk fermentasi?
·
Bagaimana
cara mengolah kacang tunggak menjadi produk fermentasi?
C.
Solusi/Alternatif
Pemecahan Masalah
Biji kajang tunggak juga memiliki
kadungan protein cukup besar
yaitu sekitar 25%. Di mana kacang tunggak ini memiliki potensi yang hampir sama
dengan kacang kedelai tetapi karena kurangnya pengetahuan dan kemampuan dalam
mengelola dan pemanfaatannya, menjadikan kacang tunggak kurang dikenal oleh masyaraka. Disamping itu juga, biji kacang
tunggak bisa di gunakan sebagai pengganti bahan dasar yaitu kedelai dan
memanfaatkan biji kacang-kacangan selain kedelai yang memiliki potensial dalam
pembuatan tahu mupun tempe, agar kualitas tahu dan tempe lebih meningkat.
D.
Jadwal
Kegiatan
Percobaan
|
Waktu
|
Tempat
|
I
|
Slasa, 3
Januari
|
LAB. BIOLOGI
|
E.
Rincian
Biaya
No
|
Bahan
|
Harga
|
1.
|
1/2 kg biji kacang tunggak.
|
Rp.
10.000
|
2.
|
Plastik
|
Rp. 5000
|
3.
|
Minyak tanah
|
Rp. 7000
|
Jumlah
|
Rp.
22.000
|
|
.
|
BAB
II
METODOLOGI
A. Alat dan Bahan
1.
Alat
1. baskom
2.panci
cukup besar .
3. Kantong plastik
4. Jarum dan plastik
|
2.
Bahan
1. 1/2 kg biji kacang tunggak.
2. Ragi tempe secukupnya.
3. Plastik
|
B. Cara Kerja/Langkah Kerja Pembuatan
Produk
Adapun
langkah kerja yang kami lakuakan adalah sebagai berikut:
1.
Persortiran.
Pertama-tama,
biji kacang kacang tunggak di sortir terlebih dahulu untuk mendapatkan biji
yang bagus dan bebas dari campuran-campuran biji yang rusak dan pasir-pasir
atau krikil. Tujuannya supaya hasil produksi fermentasinya bagus dan rasanya enak.
|
|
2.
Perendaman.
Setelah di
sortir, biji kacang tunggak di rendam selama 24jam, sampe sedikit berbusa
kemidian remas-remas biji kacang tunggak tersubut atau di gesek-gesek di
antara kedua belah telapak tangan guna membersihkan biji kacang tunggak tersebut.
|
|
3.
Pengupasan kulit
Remas-remas biji kacang tunggak yang sudah di rendam,
guna semua kulitnya bersih.
|
|
4. Perebusan.
Setelah di
bersihkan, kemudian biji kacang tunggak tersebut di rebus hingga empuk.
Setelah benar-benar empuk, angkat dan buang airnya, kemudian tiriskan hingga
kering. Tujuannnya supaya mudah dalam pengolahannya.
|
|
5. Pendinginan
Biji yang sudah
di rebus, taruh dalam wadah tunggu sampai dingin supaya biji kacang tunggak
tersebut mudah dalam pencampuran dengan ragi tempe tersebut.
|
|
6. Peragian.
Tunggu biji kacang tunggak
yang sudah di rebus hingga dingin kemudian di taburu ragi tempe secara merata.
|
|
|
SKEMA PERCOBAAN
PENSORTIRAN
|
PENCUCIAN I
|
PERENDAMAN
|
PEREBUSAN I
|
PENGUPASAN
|
PENCUCIAN II
|
PEREBUSAN II
|
PENDINGINAN
|
PERAGIAN
|
PENYIMPANAN
|
C. Hasil Pengamatan
Uji Organoleptik Untuk Percobaan I
Hari
|
Rasa
|
Aroma
|
Warna
|
Tekstur
|
Gambar
|
1
|
pahit
|
Sama
seperti tempe pada bahan aslinya yang dibut dari kedelai
|
Putih
|
padat
|
|
|
BAB
II
PEMBAHASAN
Tempe
merupakan salah satu bentuk penerapan ilmu mikrobiologi tradisional yang ada di
Indonesia yaitu sejenis makanan
yang biasanya dibuat dari fermentasi
terhadap kacang kedelai
atau beberapa bahan lain
yang menggunakan beberapa jenis kapang
Rhizopus,
seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (kapang roti), atau Rhizopus arrhizus. Sediaan fermentasi ini
secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Kapang yang tumbuh pada
kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang
mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan,
kalsium,
vitamin B
dan zat besi.
Pada
kegiatan ini, dilakukan percobaan untuk membuat tempe dari kacang tunggak. Pada
pembuatan tempe kacang tunggak, sama prosesnya dengan pembuatan tempe kedelai,
yaitu mulai dari tahap pensortiran, pencucian pertama, perendaman, pengupasan,
pencucian kedua, perebusan, pendinginan, peragian, dan pembungkusan, serta yang
terakhir adalah penyimpanan selama kurang lebih 3 hari.
Pada
pembuatan tempe kacang tungak ini kami lakukan 1 kali dan itu berhasil, akan
tetapi dibalik keberhasilan itu rasanya itu pahit, itu desebabkan karena pada
proses pencucian itu tidak terlalu besih, sehingga pada biji kacang tersebut
masih tersimpat zat kimia.
Secara
umum, tempe yang baik berwarna putih karena pertumbuhan miselia
kapang yang merekatkan biji-biji kedelai
sehingga terbentuk tekstur yang memadat. Degradasi komponen-komponen kedelai
pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas.
Faktor
keberhasilan fermentasi sangat ditentukan oleh jenis bahan pangan (subsrat).
Mikroba membentuk energi yang berasal dari karbohidrat, protein, lemak,
mineral, dan zat-zat gizi lainya yang ada dalam bahan pangan (substrat).
Demikian pula dengan macam mikrobanya, yang perlu dimiliki mikroba adalah harus
mampu tumbuh pada substrat dan mudah beradaptasi dengan lingkungannya, dan
mikroba harus mampu mengeluarkan enzim-enzim penting yang dapat melakukan
perubahan yang dikehendaki secara kimiawi. Hal ini dapat dibuktikan yaitu pada
pembuatan tempe untuk yang percobaan pertama gagal karena kacang komak yang dipilih
memang tidak bagus dan terlihat pada waktu pengupasan banyak dari keping biji
kacang yang sudah rusak.
Air
bersih dipakai juga dalam proses produksi tempe untuk mencuci serta merebus
biji kedele sebelum proses fermentasi. Dalam proses inokulasi diperlukan
tingkat kebersihan yang tinggi, karena pada tahap ini rentan sekali terjadi
kontaminasi. Bahan pembungkus tempe adalah plastik berlubang-lubang. Tujuannya
agar ada udara yang masuk ke dalam selama proses fermentasi berlangsung, karena
berdasarkan kebutuhan oksigenya fermentasi tempe termasuk tipe aerob yaitu
fermentasi yang pada prosesnnya memerlukan oksigen, semua organisme untuk hidupnya
memerlukan sumber energi yang diperoleh dari hasil metebolisme bahan pangan di mana
organisme itu berada. Mikroorganisme adalah organisme yang memerlukan energi
tersebut. Bahan energi yang paling banyak digunakan mikroorganisme untuk tumbuh
adalah glukosa dengan adanya oksigen maka organisme dapat menerima glukosa
menghasikan karbondioksida dan sejumlah besar energi.
BAB
III
KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah kami
lakukan, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kacang Tunggak bisa dijadikan produk tempe melalui
proses fermentasi.
2. Faktor yang dapat mempengaruhi berhasil tidaknya
fermentasi tempe yaitu:
a. Suhu
b. Sterilisasi alat dan bahan baku
c. Pemilihan bahan baku
d. Penyimpanan
3. Cara mengolah kacang tunggak menjadi tempe, yaitu
dimulai dari tahapan pensortiran, pencucian pertama, perendaman, perebusan
pertama, pengupasan, pencucian kedua,
perebusan kedua, dan peragian dengan ragi tempe, pembungkusan, dan penyimpanan
selama 3 hari.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar